Akhlak dan Tasawuf  

Posted by Unknown in

BAB I
PENDAHULUAN
Akhlak merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Baik atau buruknya perilaku seseorang dapat diliahat dari akhlaknya. Dewasa ini kehidupan akhlak manusia banyak mengalami penurunan atau akhlak yang timbul kebanyakan akhlak yang buruk. Sebagai contoh baru-baru ini saja terdapat tawuran antar pelajar SMA  di Jakarta yang sangat memprihatinkan sampai ada pelajar yang meninggal.
Melihat kenyataan tersebut sungguh miris seorang pelajar yang seharusnya menjadi generasi penerus bangsa ini  malah menunjukkan perilaku yang sangat tercela. Apa jadinya bangsa ini jika para penerus bangsa sudah tidak mempunyai akhlak yang baik. Jika mereka memjadi pemimpin nantinya dapat diprediksi, mereka akan bertindak tidak sesuai dengan aturan dan mungkin akan lebih parah dari para petinggi bangsa saat ini. Saat ini saja para petinggi negara sudah banyak melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan. Seperti korupsi, menyuap, melakukan tindakan amoral dan lain sebagainya. Hal itu semua adalah akhlak-akhlak buruk yang tidak patut untuk dicontoh.

Seorang manusia yang mempunyai agama dan meyakini adanya Tuhan patutlah untuk mempunyai akhlak yang baik. Mereka yakin bahwa setiap yang mereka lakukan akan dilihat oleh Tuhan. Jadi mereka akan berusaha untuk melakukan hal-hal yang baik. Akhlak yang baik hendaknya selalu menjadi landasan bagi kehidupan manusia. Sebab jika akhlak buruk yang selalu muncul kehancuran akan menimpa manusia baik pada generasi sekarang ataupun generasi yang akan datang. Tugas membentengi gejala akhlak buruk adalah tugas bersama baik pemerintah, alim ulama, masyarakat, dan keluarga.
Dari berbagai keterangan diatas tentunya dapat mendefinisikan pengertian akhlak. Secara garis besar akhlak merupakan suatu sifat yang tertanamdalam jiwa. Penjelasan mengenai akhlak ini akan di bahas secara mendetail pada bab selanjutnya.



BAB II
ISI
A.      Definisi Akhlaq
Akhlaq[1] berasal dari bahasa arab akhlaq yang menurut bahasa beratri budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Perumusan pengertian akhlaq timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan mahluk.
Ibnu Athir menjelaskan bahwa :
“Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran(terlebih dahulu)”.
Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali :
“Akhlaq ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran(lebih dahulu)”.
Sementara menurut Prof.Dr.Ahmad Amin Akhlaq adalah “Adatul-Iradah, atau kehendak yang dibiasakan.
Kemudian ketiga pengertian tentang akhlaq disimpulkan oleh Prof.KH.Farid Ma’ruf bahwa akhlaq adalah “ kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu”.[2]
Menurut  Abdullah Dirroz, perbuatan maniusia dapat dianggap sebagai manifestasi dari akhlaqnya, apabila dipenuhi dua syarat :
a.      Perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulangkali dalam bentuk yang sama, sehingga menjadi kebiasaan.
b.      Perbuatan-perbuatan itu dilakukan karena dorongan emosi. Emosi jiwanya, bukan karena adanya tekanan-tekanan yang dating dari luar seperti paksaan dari orang lain sehingga menimbulkan ketakutan atau bujukan dengan harapan-harapan yang indah-indah dan sebaganya.
Kembali pada masalah akhlak yang dibatasi dengan suatu kondisi atau sifat yang tertanam dalam jiwa manusia. Keadaan atau sifat ini bias merupakan watak atau pembawaan sejak lahir, seperti pemarah, penakut, mudah risau, pemberani, dermawan dan sebagainya, dan biasanya merupakan hasil pembiasan atau latihan yang sumber asalnya mempertimbangkan perbuatan yang akan dilakukan yang kemudian sifat itu berlangsung secara terus menerus dan sifat itu meresap dalam jiwa dan menjadi akhlak. Dan memang harus diakui bahwa manusia dilahirkan dengan seperangkat watak, ada yang berwatak baik, buruk, dan ada pula yang berwatak diantara baik dan buruk. Watak-watak tersebut turut menentukan bentuk akhlak seseorang disamping factor pembiasaan dan latihan.
Jadi akhlak itu sendiri bukanlah perbuatan, melainkan gambaran dari jiwa yang tersembunyi. Oleh karenanya dapatlah disebut bahwa “akhlak itu adalah nafsiah (brsifat kejiwaan) atau maknawiyah (sesuatu yang abstrak), dan bentuknya yang kelihatan kita namakan muamalah (tindakan) atau suluk (Prilaku),  maka akhlak adalah sumber dan prilaku adalah bentuknya”.
B.      Dasar-dasar akhlak
a.      Al-Qur’an
http://quran.insanislam.com/files/img/quran.png/68_4.pngDalam al-qur’an QS. Al Qalam ayat 4 menyatakan bahwa

 “Sesungguhnya engkau (Muhammad) adalah orang yang berakhlak sangat mulia”. Pujian Allah ini bersifat individual dan khusus hanya diberikan kepada Nabi Muhammad karena kemuliaan akhlaknya. Banyak nabi dan rasul yang disebut-sebut dalam al qur’an, tetapi hanya Muhammad SAW yang mendapatkan pujian sedahsyat itu. Deanga lebih tegas Allah pun memberikan penjelasan secara transparan bahwa akhlak rasulullah; layak untuk dijadikan standar modal bagi umatnya, sehingga layak untuk dijadikan idola yang diteladani sebagai uswah hasanah.
b.      Al-Hadits[3]
Disebutkan dalam arti sebuah Hadits
ﺈﻧﻤﺎ ﺑﻌﺜﺖ ﻷﺗﻤﻢ ﻣﻜﺎ ﺮﺎﻷﺧﻸ ﻖ
 “Sesungguhnya saya ini diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia”.
Dari hadits diatas menunjukan bahwa karena akhlaq menempati posisi kunci dalam kehidupan umat manusia, maka substansi misi Rasululloh itu sendiri adalah untuk menyempuranakan akhlaq seluruh umat manusia agar dapat mencapai aklaq yang mulia. Para sahabat pernah bertanya kepada istri Rasulallah, yakni Aisyah r.a. yang dipandang lebih mengetahui akhlak rasul dalam kehidupan sehari-hari, maka Aisyah menjawab:
ﻛﺎڽ ﺧﻠﻘﻪ ﺎﻟﻘﺮﺎڽ
Artinya: “Substansi akhlak Rasulallah itu adalah Al-Qur’an”.
      Akhlaq Rasululloh yang tercermin lewat semua tindakan, ketentuan, atau perkataan senantiasa selaras dengan Al-Qur’an, dan benar-benar merupakan praktek riil dari kandungan Al-Qur’an. Semua perintah dijalankan, semua larangan dijauhi, dan semua isi Al-Qur’an didalaminya untuk dilaksanakannya dalam kehidypan sehari-hari.

C.      Tujuan Akhlaq
Tujuan akhlaq adalah mencapai kebahagiaan umat manusia dalam kehidupannya,baik didunia maupun diakhirat. Orang yang dapat menjaga ridha Allah niscaya  memperoleh jaminan kebahagiaan duniawi maupun ukhrawi.
Seseorang yang berakhlaqul karimah pantang berbohong sekalipun terhadap diri sendiri dan tidak pernah menipu apalagi menyesatkan orang lain. Ketrentaman hidup orang berakhlaq juga ditopang oleh perasaan optimis menghadapi kehidupan ukhrawi lantaran mua’malah ma’alahnya sesuai dengan ketentuan Allah, sehingga tidak sedikitpun terbetik persaan khawtir untuk “,mampir” dineraka.
Ketentraman dan kebahagaiaan hidup seseorang tidak berkolerasi positif dengan kekayaan, kepandaian, atau jabatan. Jika seseorang berakhlaq al-karimah, terlepas apakah ia seorang yang kaya atau miskin, berpendidikan tinggi atau rendah, memiliki jabatan tinggi atau rendah,atau tidah memiliki jabatan sama sekali, insya Allah akan dapat memperoleh kebahagiaan.
D.     Karakteristik Akhlaq

Islam memiliki dasar-dasar konseptual tentang akhlaq yang komprehensif dan menjadi karakteristik khas. Di antaranya adalah :
a.      Akhlaq meliputi hal-hal yang bersifat umum dan terperinci. Di dalam Al-Qur’an ada ajaran akhlaq yang dijelaskan secara umum, tetapi ada juga yang diterangkan secara mendetail.
b.      Akhlaq bersifat menyeluruh
Dalam konsep islam, akhlaq meliputi seluruh kehidupan muslim, baik beribadah secara khusus kepada Alloh maupun dalam hubungannya dengan sesame mahluk seperti akhlaq dalam mengelola sumber daya alam, menata ekonomi, menata polotik, kehidupan bernegara, kehidupan berkeluarga, dan bermasyarakat.
c.       Akhlaq sebagai buah iman
Akhlaq memiliki karakter dasar yang berkaitan erat dengna masalah keimanan. Jika iman dapat diibaratkan akar sebuah pohon, sedangkan ibadah merupakan batang, ranting, dan daunnya, maka akhlaq adalah buahnya. Iman yang kuat akan termanifestasikan oleh ibadah yang teratur dan membuakna akhlaqul karimah. Lemahnya iman dapat terdeteksi melalui indicator tidak tertibnya ibadah dan sulit membuahkan akhlaqul karimah.
d.      Akhlaq menjaga konsistensi dengan tujuan
Akhlaq tidak membenarkan cara-cara mencapai tujuan yang bertentangan dengan syariat sekalipun dengan maksud untuk mencapai tujuan yang baik. Hal tersebut dipandang bertentangan dengan prinsip-prinsip akhlaqul karimah yang senantiasa menjaga konsistensi cara mencapai tujuan tertentu dengan tujuan itu sendiri.

Karakteristik dari akhlaq yang lain ialah[4] :
1.      Kebijakan yang mutlak
Islam menjamin kebijakan mutlak.  Karena islam telah menciptakan akhlaq luhur. Ia menjamin kebaikan yang murni baik untuk perorangan atau masayarakat pada setiap keadaan, danwaktu bagaimanapun. Sebaliknya akhlaq yang diciptakan manusia, tidak dapat menjamin kebajikan dan hanya mementingkan diri sendiri.
2.      Kebaikan yang menyeluruh
Akhlaq islami menjamin kebaikan untuk seluruh umat manusia. Baik segala jaman, semua tempat, mudah tidak mengandung kesulitan dan tidak mengandung perintah beratyang tidak dikerjakan oleh umat manusia diluar kemampuannya.
3.      Kemantapan
Akhlaq islamiyah menjamin kebaikan yang mutlak dan sesuai pada diri manusia. Ia bersifat tetap, langgeng dan mantap, sebab yang menciptakan Tuhan yang bijaksana, yang selalu memeliharanya dengan kebaikan yang mutlak.
4.      Kewajiban yang dipatuhi
Akhlaq yang bersumber dari agamaislam yang wajib ditaati umat manusia. Sebab ia mempunyai daya kekuatan yang tinggi menguasai lahir dan batin dan dalam keadaan suka maupun duka juga tunduk pada kekuasaan rohani yang dapat mendorong untuk tetap berpegang kepadanya.

5.      Pengawasan yang menyeluruh
Agama islam adalah pengawas hati nurani dan akal sehat. Islam menghargai hati nurani bukan dijadikan tolak ukuran dalam menetapkan beberapa usaha.

E.      Urgensi Akhlaq
Dalam era yang sudah sangat modern seperti sekarang ini, adanya akhlaq baik yang tertanam pada diri setiap manusia sangat dibutuhkan.  Kecanggihan ilmu teknologi dan semakin cepatnya informasi tersebar. Disinilah akhlaq harus berbicara, sehingga mampu, menyaring  “ampas negatif” teknologi dan menjaring saripati informasi positif.
            Dengan adanya otoritas yang ada pada akhlaqul karimah,seorang muslim akan berpegang kuat pada komitmen nilai. Komitmen nilai inilah yang dijadikan modal dasar pengembangan akhlaq, sedangkan fondasi utama sejumlah komitmen nilai adalah kaidah yang kokoh, akhlaq, pada hakekatnya merupakan manifestasi akidah. Akidah yang kokoh berkolerasi positif dengan akhlaqul karimah.
            Urgensi akhlaq pada masa sekarang lebih berat dibandingkan pada masa dulu, pada masa sekarang ini akhlaq sangat diperlukan apa lagi untuk kalangan para remaja. Remaja sekarang ini sangat mudah terpengaruhi oleh informasai yang santer penyebarannya, dan juga pergaulan mereka yang terkadang tidak sesuai dengan kaidah pergaulan yang diajarkan oleh agama islam.
            Dengan adanya arahan akhlaq yang baik dan juga akhlak yang baik insyaAlloh pergaulan remaja akan terarah kea rah yang benar dan sesuai dengan kaidah dan norma agama islam.
F.       Peranan Akhlak Dalam Kehidupan Manusia Modern[5]
Akhlak merupakan hala yang sangat penting bagi kehidupan manusia, tanpa akhlak yang baik, maka kehidupan manusia tidak ada artinya didalam masyarakat. Sangat banyak contoh dalam sejarah dunia ini, dimana masyarakatnya berada dalam kehinaan dan kehancuran dikarenakan Akhlak mereka telah rusak.

Demikian pula saat ini, kita dapat saksikan dimasyarakat kita, telah nampak kehancuran akhlak yang semakin kronis dan merajalela. Seperti terbongkarnya berbagai kasus kejahatan, misalnya pembunuhan, perampokan, pelecehan seksual, korupsi berjamaah dan lain sebagainya. Sehingga jika kerusakan akhlak ini tidak segera diatasi kelak akan membawa masyarakat kita jatuh kelembah kehancuran dan kehinaan. 

Nabi SAW bersabda :"Tidaklah Aku diutus, kecuali untuk menyempurnakan Akhlakul Karimah" (HR>Bukhary}.
Bagaimana peran akhlak dalam kehidupan masyarakat sekarang ini:
Pertama : dengan akhlak kehidupan masyarakat menjadi makmur.
Suatu masyarakat yang penduduknya berakhlak mereka akan berbuat sebaik-baiknya untuk diri dan masyarakatnya. Mereka akan bekerja dan berusaha untuk sebesar-besar kemakmuran masyarakat secara nyata.
Orang yang berakhlak belum merasa senang dan gembira jika masyarakat belum mencapai kemakmuran, sebagimana digambarkan dalam QS. Ibrahim ayat 24 : "Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik" .
Maksudnya orang yang berakhlak bagaikan pohon rindang yang buahnya senantiasa memberi mamfaat kepada manusia, lantaran orang-orang yang berakhlak itu tidak pernah berkata kecuali yang baik dan tidak pernah berbuat kecua pula.

Kedua : dengan akhlak menjadikan tindak kejahatan tidak akan terjadi didalam masyarakat.
Tidak pernah kita jumpai dalam sejarah manapun hingga sekarang bahwa orang-orang yang berbuat jahat itu memiliki akhlak. Karena tidak ada satu pun ajaran akhlak yang mentolerir perbuatan jahat sekecil apapun. Jika sampai ada ajaran akhlak yang mengajarkan kita berbuat  jahat maka yang demikian itu adalah ajaran sesat dan menyesatkan yang harus diberantas sampai tuntas. Ajaran Islam telah secara lengkap dan sempurna mengajarkan akhlak  kepada kaum muslim. Maka setiap muslim yang taat kepada Allah pasti ia memiliki akhlak yang luhur. Maka ironis sekali jika masyarakat kita yang mayoritas muslim tetapi moralnya rusak dan hancur. Itu artinya agama Islam belum menjiwai masyarakat kita atau masyarakat kita belum menjadi muslim yang taat.

Ketiga : dengan Akhlak akan menjadikan manusia menajadi manusia yang luhur dan terhormat, baik didunia maupun diakhirat.
Dikarenakan orang yang berakhlak senantiasa menghormati orang lain betapa pun rendahnya kedudukan orang tersebut, mereka senantiasa menjadi contoh yang baik dalam setiap menjalankan aktifitas kehidupannya. Maka pantaslah jika mereka senantiasa dihormati dan diteladani orang lain karena tidak adal dalam diri mereka sifat-sifat yang tercela.
           Sehingga masyarakat yang berakhlak akan memperoleh dua jaminan lahir dan batin, dunia dan akhirat.


BAB III
PENUTUP

Akhlaq berasal dari bahasa arab akhlaq yang menurut bahasa beratri budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Dasar-dasar akhlak Al-Qur’an Dalam al-qur’an QS. Al Qalam ayat 4 menyatakan bahwa “Sesungguhnya engkau (Muhammad) adalah orang yang berakhlak sangat mulia” ,dan Al-HaditsDisebutkan dalam arti sebuah Hadits  “Sesungguhnya saya (Muhammad) ini diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia”. Tujuan akhlaq adalah mencapai kebahagiaan umat manusia dalam kehidupannya,baik didunia maupun diakhirat. Karakteristik Akhlaq : Akhlaq meliputi hal-hal yang bersifat umum dan terperinci, Akhlaq bersifat menyeluruh , Akhlaq sebagai buah iman, Akhlaq menjaga konsistensi dengan tujuan, Peranan Akhlak Dalam Kehidupan Manusia Modern :
Pertama : dengan akhlak kehidupan masyarakat menjadi makmur.
Suatu masyarakat yang penduduknya berakhlak mereka akan berbuat sebaik-baiknya untuk diri dan masyarakatnya. Mereka akan bekerja dan berusaha untuk sebesar-besar kemakmuran masyarakat secara nyata.
Orang yang berakhlak belum merasa senang dan gembira jika masyarakat belum mencapai kemakmuran, sebagimana digambarkan dalam QS. Ibrahim ayat 24 : "Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik" .
Maksudnya orang yang berakhlak bagaikan pohon rindang yang buahnya senantiasa memberi mamfaat kepada manusia, lantaran orang-orang yang berakhlak itu tidak pernah berkata kecuali yang baik dan tidak pernah berbuat kecua pula.

Kedua : dengan akhlak menjadikan tindak kejahatan tidak akan terjadi didalam masyarakat.
Tidak pernah kita jumpai dalam sejarah manapun hingga sekarang bahwa orang-orang yang berbuat jahat itu memiliki akhlak. Karena tidak ada satu pun ajaran akhlak yang mentolerir perbuatan jahat sekecil apapun. Jika sampai ada ajaran akhlak yang mengajarkan kita berbuat  jahat maka yang demikian itu adalah ajaran sesat dan menyesatkan yang harus diberantas sampai tuntas. Ajaran Islam telah secara lengkap dan sempurna mengajarkan akhlak  kepada kaum muslim. Maka setiap muslim yang taat kepada Allah pasti ia memiliki akhlak yang luhur. Maka ironis sekali jika masyarakat kita yang mayoritas muslim tetapi moralnya rusak dan hancur. Itu artinya agama Islam belum menjiwai masyarakat kita atau masyarakat kita belum menjadi muslim yang taat.

Ketiga : dengan Akhlak akan menjadikan manusia menajadi manusia yang luhur dan terhormat, baik didunia maupun diakhirat.
Dikarenakan orang yang berakhlak senantiasa menghormati orang lain betapa pun rendahnya kedudukan orang tersebut, mereka senantiasa menjadi contoh yang baik dalam setiap menjalankan aktifitas kehidupannya. Maka pantaslah jika mereka senantiasa dihormati dan diteladani orang lain karena tidak adal dalam diri mereka sifat-sifat yang tercela.
           Sehingga masyarakat yang berakhlak akan memperoleh dua jaminan lahir dan batin, dunia dan akhirat.


[1] Akhlak Tasawuf,Bandung:Pustaka Setia,hal.11
[2] Akhlak Tasawuf,Bandung:Pustaka Setia,hal.14
[3] Alwal Khoiri dkk,Pokja Akademik,2005,hal.18
[4]H.A.Mustofa,Akhlak Tasawuf,2005,hal.152
[5] http//fayus.blogspot.com

This entry was posted on Jumat, November 16, 2012 at 6:26 AM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 comments

Posting Komentar