KAPITALISME*  

Posted by Unknown in

Arus yang menghanyutkan peradaban

Sebelum kita bercengkrama dan bergaul lebih dalam dengan Kapitalisme, maka seyogyanya kita harus mengenal serta tau apa yang dinamakan Kapitalisme.
A. Sekilas Makna Kapitalisme
Kapitalisme secara etimologi berasal dari kata capital yaitu kepala atau modal yang diartikan sebagai sebuah instrumen produksi (tanah/uang). Isme merupakan paham atau aliran. Jadi secara terminologi, Kapitalisme merupakan sebuah faham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan/kekayaan yang sebesar-besarnya secara individualistik tanpa adanya intervensi dari pemerintah. Makna modal dalam kapital seharusnya diinterpretasikan sebagai titik kesejahteraan. Dengan makna kesejahteraan, kapital mulai dikembangkan dengan arti akumulasi keuntungan yang diperoleh dalam transaksi ekonomi. Oleh sebab itu, interpretasi awal dari Kapitalisme adalah proses pengusahaan kesejahteraan untuk memenuhi kebutuhan.

Dalam definisi ini, sebenarnya Kapitalisme mempunyai definisi yang konstruktif-manusiawi. Setiap manusia pasti mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam hidup sehari-hari. Sistem Kapitalisme sepenuhnya memihak dan menguntungkan pihak pribadi kaum bisnis swasta. Seluruh keputusan yang menyangkut bidang produksi baik itu sumber daya alam dan para pekerja dikendalikan oleh pemilik dan diarahkan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
B. Melihat Kapitalisme Dalam Sejarah
Kapitalisme muncul pada abad ke-16. Secara sosiologis, paham kapitalisme berawal dari perjuangan kaum feodal (feodalisme) di Eropa. Kapitalisme di Eropa muncul dari pemikiran kaum ilmiah yang pada awalnya berfikir untuk mensejahterakan kaum buruh atau kesejahteraan sosial (social welfare).
Menurut Dillar sejarah Kapitalisme melewati tiga fase sebagai berikut :
 Kapitalisme Purba (1500-1750)
Kapitalisme Purba adalah tahapan awal pembentukan Kapitalisme yang ditemukan dalam bibit-bibit pemikiran masyarakat feodal yang berkembang di Babilonia, Mesir, Yunani dan Kekaisaran Roma. Para ahli ilmu sosial menamai tahapan Kapitalisme purba ini dengan sebutan commercial capitalism. Kapitalisme komersial berkembang ketika pada zaman itu perdagangan lintas suku dan kekasiaran sudah berkembang serta membutuhkan sistem hukum ekonomi untuk menjamin fairness perdagangan ekonomi yang dilakukan oleh para pedagang, tuan tanah dan kaum rohaniawan.
Salah satu tokoh yang terkenal pada masa ini yaitu Max Weber dalam karyanya “The Protestan Ethic of Spirit Capitalism”, mengungkapkan bahwa kemunculan kapitalisme erat sekali dengan semangat religius terutama kaum protestan. Pendapat Weber ini didukung Marthin Luther King yang mengatakan bahwa lewat perbuatan dan karya yang lebih baik manusia dapat menyelamatkan diri dari kutukan abadi. Tokoh lain yang mendukung adalah Benjamin Franklin dengan mottonya yang sangat terkenal yaitu “Time Is Money”, bahwa manusia hidup untuk bekerja keras dan memupuk kekayaan. Max Weber juga pernah menyatakan bahwa akar Kapitalisme juga berawal dari sistem Codex Luris Romae sebagai aturan main ekonomi yang kurang lebih universal dipakai oleh kaum pedagang di Eropa, Asia Barat, serta Asia Timur dan Afrika Utara. Aturan main ini sebetulnya dimanfaatkan untuk memapankan sistem pertanian feodal. Dari aturan ini muncul istilah borjuis yang mengelompokkan sistem feodalisme yang disempurnakan dengan sistem hukum ekonomi itu. Kelompok borjuis dipakai untuk menyebut golongan tuan tanah-bangsawan dan kaum rohaniwan yang biasa mendiami biara yang luas dan besar.
Lebih lanjut dalam informasi yang sama Dillar menguraikan bahwa perkembangan Kapitalisme pada masa ini didukung oleh tiga faktor yang sangat signifikan :
1. Dukungan agama bagi kerja keras dan sikap hemat.
2. Pengaruh logam mulia terhadap distribusi pendapatan atas upah dan sewa.
3. Keikutsertaan Negara dalam membantu membentuk modal untuk usaha.

 Kapitalisme Industri (1750-1914)
Pada masa ini terjadi pergeseran prilaku para kaum Kapitalis yang semula berbentuk perdagangan public ke bidang industri. Yang ditandai dengan adanya revolusi industri di Inggris. Revolusi Industri dapat diartikan sebagai priode peralihan dari dominasi modal perdagangan atas modal industri ke dominasi modal industri atas modal perdagangan (Dudley Dillard, 1987: 22). Kapitalisme mulai menjadi penggerak kuat bagi perubahan teknologi karena akumulasi modal memungkinkan penggunaan penemuan baru yang tak mungkin dilakukan oleh kaum miskin.
Di fase inilah mulai dikenal tokoh yang disebut “Bapak Kapitalisme”, yaitu Adam Smith, dengan bukunya yang sangat terkenal yaitu The Wealth Of Nations (1776). Buku ini mencerminkan ideologi Kapitalisme klasik. Dalam buku ini Smith mengatakan, “The nature and causes of the wealth of nations is what is properly called political economy” (artike dewe…!). Ini menunjukkan bahwa nama bukunya saja sudah cukup menjelaskan apa sesungguhnya tujuan dari aktifitas ekonomi. Pada fase ini Kapitalisme meletakkan doktrin mutlaknya yaitu “Laissez-Faire” dengan invisible hand-nya. Adam Smith memandang bahwa ada sebuah kekuatan tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah.. Dillar mengatakan bahwa perkembangan ekonomi pada fase ini juga semata-mata menggunakan argumentasi ekonomis. Ia mengatakan bahwa ketika suatu barang langka akan menyebabkan harga barang tersebut menjadi mahal sehingga sulit untuk didapatkan terutama oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah. Maka disinilah peran kaum Kapitalis dalam memonopoli pasar, sehingga bisa mendapatkan untung yang sebesar-besarnya.
Adam Smith mengemukakan 5 teori dasar Kapitalisme :
1. Pengakuan hak milik pribadi tanpa batas-batas tertentu
2. Pengakuan hak milik pribadi untuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan status sosial ekonomi
3. Pengakuan adanya motivasu ekonomi dalam bentuk semangat meraih keuntungan semaksimal mungkin
4. Kebebasan melakukan kompetisi
5. Mengakui hukum ekonomi pasar bebas/mekanisme pasar.


 Kapitalisme Lanjut (Pasca 1914)
Kapitalisme lanjut merupakan fase lanjutan dari Kapitalisme Klasik (industri). Yaitu sekitar abad XIX (tepatnya th, 1914). Kapitalisme industri memicu agresi akumulasi modal bersama yang dikumpulkan melalui pembaruan perusahaan nasional dan multinasional. Dalam fase ketiga ini bukan semata-mata lagi hanya mengakumulasi modal tapi lebih dari itu, yaitu intervensi. Dalam hal ini, kapitalisme tidak hanya bermakna konsumsi dan produksi belaka, tapi menabung dan menanam modal sehingga keuntungan berlipat dari sebuah usaha adalah usaha yang ditumbuhkan. Kapitalisme lanjut ini ditandai oleh peristiwa besar yaitu Perang Dunia I. Peristiwa ini juga ditandai oleh tiga momentum, yaitu : Pertama ; Pergeseran dominasi modal dari Eropa ke Amerika. Kedua ; Bangkitnya kesadaran-kesadaran bangsa Asia dan Afrika terhadap kolonialisme Eropa sebagai akses dari Kapitalisme klasik, yang memanifestasikan kesadaran itu dengan kesadaran untuk melakukan perlawan. Ketiga ; Revolusi Bolzhevik Rusia yang berhasrat meluluhlantahkan Institusi fundamental Kapitalisme yang yang berupa pemilikan capital secara individu atas penguasaan sarana produksi, struktur kelas sosial, bentuk pemerintahan dan kemapanan agama. Dari pergolakan ini maka timbullah ideology tandingan yang terkenal dengan “Komunisme”.
Ada tiga hal yang menjadi pola sifat dan watak dasar Kapitalisme, tiga hal tersebut yang melandasi adanya penindasan yang terjadi dari sejak munculnya Kapitalisme sampai praktek Kapitalisme yang terjadi detik ini. Tiga hal tersebut adalah :
• Eksploitasi
Yaitu pengerukan secara besarbesaran dan habis-habisan terhadap sumber daya alam maupun sumber daya manusia, seperti yang terjadi pada zaman penjajahan, bahkan sampai sekarang meskipun dalam bentuk yang tidak sama. Kaum Kapitalis akan terus melakukan perampokan besar-besaran terhadap kekayaan alam kita dan terus mengeksploitasi para buruh demi kepentingan dan keuntungan pribadi.
• Akumulasi
Secara etimologi, akumulasi berarti penumpukan, sifat inilah yang mendasari kenapa Kapitalis tidak pernah puas dengan apa yang telah diraih. Misalnya, kalau pertama modal yang dipunyai adalah Rp. 1 juta maka si kapitalis akan berusaha agar bisa melipat gandakan kekayaannya menjadi Rp. 2 juta dan seterusnya. Sehingga kaum Kapitalis selalu menggunakan segala cara agar kekayaan mereka selalu berkembang dan bertambah.
• Ekspansi
Ini berarti pelebaran sayap atau perluasan wilayah pasar, seperti yang ada pada kapitalisme fase awal. Yaitu dari perdagangan sandang pada usaha perkapalan, pergudangan, barang-barang mentah dan selanjutnya barang-barang tadi. Dan yang terjadi sekarang adalah kaum kolonialis melakukan ekspansi ke seluruh penjuru dunia melalui modal dan pendirian pabrik-pabrik besar yang nota bene-nya adalah pabrik lisensi. Yang semakin dimuluskan dengan jalan globalisasi.

Lawan…atau Mati Tertindas !

*Disampaikan pada forum diskusi+bubar PMII TY
By: Ari Koswara (Pengurus Rayon PMII Fak.Tarbiyah UIN Su-Ka Jogja)
“Jogja Educationalisme”

This entry was posted on Sabtu, Maret 12, 2011 at 2:03 AM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 comments

Posting Komentar