Revolusi
Tak pernah ku dengar kata yang menggetarkan hati selain revolusi
Darah, air mata, pengorbanan mengiringi setiap langkahnya
Begitu banyak korban hela nafas revolusi
Tapi tak menghentikannya, tak membuatnya takut
Ia terus melangkah meskipun kerikil kecil selalu memperlambat derap langkahnya
Kakinya terus berjalan, semangatnya terus membara, dan hatinya semakin yakin
Hingga mulutnya un berkata “ revolusi tak akan pernah selesai”
gundah
Aneh kulihat pemimpinku di zaman ini
Saling menjatuhkan hanya demi kekuasaan
Saling mengklaim kebenaran sarapan paginya
Bersilat lidah makanan pokoknya
Sayurnya politik media yang di masak dengan bumbu yang mereka beli
Setelah sarapan mereka berdandan
Menutupi dirinya dengan pakaian kebenaran pakaian penuh kearifan
Memakai sepatu kesombangan dan keangkuhan
Pergi ke kantor yang penuh tikus
Tikus-tikus yang merasa dirinya dipilih oleh rakyat
Hingga sewenang-wenang terhadap rakyat
Pancasila dalam pertanyaanku
1. Ketuhanan yang maha esa
( kenapa masih ada kelompok yang menganggap sesat kolompok lain? )
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
( kenapa masih ada perbedaan baik di bidang politik, ekonomi, social, hukum bdan bahkan di seluh aspek kehidupan yang ada?)
3. Persatuan Indonesia
( satu per satu pulauku, kebudayaanku dan saudaraku pergi dan kita hanya diam saja)
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
( kenapa setiap keputusan yang dihasilkan selalu merugikan rakyat? Inikah yang dinamakan kebijaksanaan?)
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
( rakyat Indonesia jumlahnya 200 juta orang lebih, atau hanya beberapa orang?)
Samar sebuah bayang
Samar-samar mata ini memandang
Sebuah bayang hitam di bawah kerlip lampu jalan
Itu kucing hati kecilku bicara pada detik pertama
Ah bukan itu anjing kata hatiku pada detik yang berikutnya
Hingga terjadi pertempuaran dalam hati dan otakku
Hanya untuk sekedar membuktikan kucing atau anjing
Kakiku lambat mendekati bayang penyebab pertengkaran
Sampailah aku pada bayang itu
“Kenapa ia bukan kucing atau anjing ?” tanyaku dalam hati
Dia pemimpinku yang sering aku lihat bersidang di televisi
This entry was posted
on Minggu, Februari 20, 2011
at 5:57 PM
and is filed under
Sastra
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.
"CERDASKAN ANAK BANGSA DENGAN SECANGKIR KOPI"
muslih sumantri. Diberdayakan oleh Blogger.
REOG PONOROGO
Contributors
- Unknown
ATAP LANGIT
CAH CERDAS...
DARAH JUANG
TURUN AKSI
INDAHNYA KEBERSAMAAN
Total Pageviews
Makrab PMII
Contributors
Lencana Facebook
Pencarian
Arsip Blog
Categories
Pengikut
Entri Populer
-
Dalam perspektif Islam, alam semesta adalah segala sesuatu selain AllahSWT. [1] Oleh karenanya, alam semesta bukan hanya langit dan bumi,...
-
1. Pengertian · Secara bahasa, istilah “Civic Education” oleh sebagian pakar diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi ...
-
BAB I PENDAHULUAN Judul pembahasan yang kita bahas adalah “Kebijakan otonomi daerah dalam kerangka NKRI”. Tema ini relevan untuk di...