“RESPEKTASI BUDAYA SEBAGAI UPAYA MEMOTIVASI MAHASISWA BERKESADARAN KEILMUAN BERBASIS KERAKYATAN DAN KEBANGSAAN”  

Posted by MUSLIH SUMANTRI in

Substansi kebudayaan adalah segala macam ide-ide dan gagasan manusia yang timbul di masyarakat dan memberi jiwa kepada masyarakat tersebut. Substansi kebudayaan itu sendiri, berisi; sistem penngetahuan, nilai-nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos (Islam dan Budaya Lokal;2005). Adalah etos (jiwa) kebudayaan sebagai konklusi dari inti kebudayaan menyisakan suatu stimulan untuk menumbuhkan kembali kesejatian bangsa indonesia ini. Bangsa yang menantikan darah juang para pemudanya untuk menciptakan satu perubahan (revolusi) yang berarti menuju bangsa “jadi”, bukan bangsa”jadi-jadian” dari budaya lain.

Ironis memang, ketika satu kebudayaan merasuk justru kebudayaan yang lain mengalami kelenturan. Dinamika ini tidak bisa dilepaskan dari dikotomi satu keilmuan yang diusung oleh ekspansitornya, yaitu mahasiswa dengan budaya semu-nya. Padahal dalam alur historisnya, pemuda –dalam hal ini, mahasiswa- sebagai makhluk ‘homo homini lupus’ merupakan satu kesatuan dari variabel-variabel pluralitas “civil society”, dituntut untuk meng-akulturasikan dan meng-asimilasi-kan segala bentuk pandangan, keilmuan, dan pengetahuannya pada pengabdian sosial. Sehingga entitas etos kebudayaan pun dapat tereksplor dengan predikat ‘berimbang’ mengarahkan pada upaya rekontemplasi rumusan mahasiswa sebagai ‘agent of social chianges’-nya masyarakat.
Dengan ini kemudian Fakultas Adab berusaha merealisasikan dirinya sendiri bagi masyarakat. Dengan menerapkan prinsip ‘fellowmen’nya (orang lain dengan eksistensinya masing-masing; Jean Paul Sartre) Fakultas Adab menyadari akan faktisitas adanya keberagaman di setiap bidang keilmuan yang dibawahinya yang kemudian dikomposisikan dalam wacana keilmuan. Justru menjadi persoalan yang sangat penting dengan mottonya untuk “melesat bersama adab” berarti memberikan stimulan baru bagi perkembangan peradaban dan kebudayaan new age-nya.
Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mempunyai peran yang urgen dalam upaya memikirkan kembali kebudayaan yang ta’adul pada pola pikir mahasiswa dan mainstrem arah geraknya di tengah kompleksitas kasuistik kebangsaan yang mewarnainya. Yaitu integrasi dan interkoneksi antara paradigma kerakyatan sebagai basis sosial, kaitannya dengan kebangsaan sebagai wacana etos yang dimunculkan oleh budaya intelegensi yang melekat pada ke-mahasiswa-annya. Dengan satu kesadaran analogis, ketika sunan kalijaga adalah jawa yang berhasil membangun budaya baru di tanah Jawa dengan memadukan unsur Islam dan Jawa, maka, mahasiswa adalah tokoh intelektual yang harus berhasil membangun budaya baru di bumi Indonesia dengan memadukan unsur kerakyatan dan kebangsaannya. Semoga.

This entry was posted on Selasa, Maret 08, 2011 at 11:25 PM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 comments

Posting Komentar