PETA PEMIKIRAN KARL MARX:
MATERIALISME DIALEKTIKA DAN MATERIALISME HISTORIS
Komunisme
Komunisme masa kini menitik beratkan pada empat ide:
a. Sekelumit kecil orang hidup dalam kemewahan yang berlimpah, sedangkan kaum pekerja yang teramat banyak jumlahnya bergelimpangan sengsara.
b. Cara untuk merombak ketidak adilan ini adalah dengan jalan melaksanakan sistem sosialis, yaitu sistem dimana alat produksi dikuasai negara dan bukan oleh pribadi swasta.
c. Pada umumnya, satu-satunya jalan paling praktis untuk melaksanakan sistem sosialis ini adalah melalui revolusi kekerasan.
d. Untuk menjaga kelanggengan sistem sosialis harus diatur oleh kediktatoran partai komunis dalam jangka waktu yang memadai.
Tiga dari sistem pertama sudah dicetuskan dengan jelas sebelum Marx. Sedangkan ide yang keempat berasal dari gagaasan Marx mengenai "diktator proletariat", sementara itu lamanya berlaku kediktatoran Soviet sekarang lebih merupakan langkah-langkah Lenin dan Stalin daripada gagasan tulisan Marx, hal ini nampaknya menimbulkan anggapan bahwa pengaruh Marx dalam komunisme lebih kecil dari pada kenyataan yang sebenarnya, dan penghargaan orang-orang terhadap tulisan-tulisannya lebih menyerupai etalase untuk membenarkan sifat "keilmiahan" dari pada ide dan politik yang sudah terlaksana dan dierima.
Hakikat Manusia Menurut Karl Marx
Pendirian Marx tentang hakikat manusia sangat menentukan jawaban yang diberikannya terhadap masalah, seperti "apakah negara itu?" dan "apakah sejarah itu?" dipaparkan oleh Louis O. Kattsoft tentang hakikat manusisa dalam menyelesaikan materialisme historis, yaitu;
a. Hakikat manusia adalah berubah-ubah, manusia selalu berubah secara dialektis dan historis.
b. Hakikat manusias adalah tingkah laku, manusia ialah apa yang mereka kerjakan.
c. Hakikat manusia adalah menguasai dan merencanakan, manusia mengubah sejarah dengan teknologinya dan ia mengubah dirinya sendiri.
d. Hakikat manusia adalah ditentukan oleh alat-alat produksi, orang dapat membayangkan betapa pentingnya menguasai alat produksi bagi penganut marxisme. Sebab, manusia adalah apa yang mereka kerjakan, dan apa yang mereka kerjakan ditentukan oleh cara-cara produksi, maka menguasai alat-alat produksi berarti menguasai hakikat manusia.
Keterasingan Dan Emansipasi.
Marx meletakkan dasar emansipasi keterasingan manusia pada tiga hal: Pertama, emansipasi atas keterasingan manusia Karl Marx berangkat dari kritik terhadap hukum negara Hegel.
Hegel melukiskan masyarakat sebagai tatanan kacau balau, sebagai bellum omnium contra omnes (perang semua lawan semua) karena satu-satunya hukum baginnya adalah pemuasan kebutuhan individu-individu. Masyarakat seperti itu pasti menghancurkan diri sendiri karena semua anggota hanya mencari kepentingan ego mereka masing-masing. Oleh karena itu masyarakat tidak bolehj dibiarkan begitu saja, tetapi harus ditampung oleh negara. Maka, Hegel menganggap bahwa negara sebagai realitas dan tujuan massyarakat yang sebenarnya, sedangkan keluarga dan masyarakat luas ini merupakan unsur-unsurnya. Anggapan ini dikritik oleh Marx, pertama, Hegel memutarbalikkan tatanan yang sebenarnya. Bukan negara sebagai subyek yang unsur-unsurnya adalah keluarga dan masyarakat luas, melainkan keluarga dan masyarakat luas merupakan pengandaian-pengandaian negara. Dengan sarkasme tajam Marx menulis: "logika ini bukan untuk membuktikan negara, melainkan negara dipakai sebagai bukti logika. Marx mengkritik bahwa masyarakat luas merupakan realitas yang terpisah dari negara. Masyarakat hidup dalam dunia skizofren: dalam masyarakat luas ia hidup sebagai individu egois terisolasi. Sedangkan hakikat sosialnya terpisah daripada dijadikan negara yang menghadapinya sebagai kekuatan yang represif. Manusia harus memeacahkan hakikatnya, eksistensi negara sebagai pemerintah selesai tanpa anggota masyarakat, dan eksistensinya dalam masyarakat luas selesai tanpa negara". Marx mengkritik Hegel pada dua hal: (a) Bahwa ia memutarbalikkan subyek dan obyek, padahal kenyataanya adalah sebaliknya, (b) Hegel hendak menguaasai egoisme masyarakat melalui negara sebagai penertib, hal ini berarti bahwa kesosialan (anti-egoisme) tidak masuk kembali kedalam masyarakat, melaikan hanya dipaksakan dari luar kepadanya oleh negara, padahal yang perlu adalah mengembalikan kesosialan manusia sendiri.
Kedua, emansipasi pada keterasingan manusia Karl Marx berangkat dari kritik terhadap agama. Gagasan Karl Marx tentang kritik terhadap agama bertolak dari pemikiran Feurbach (1804-0872). Feurbach memandang Hegel sebagai puncak rasionalisme modern, tapi dalam suasana semacam ini dominasi agama tetap mewarnai kehidupan sehingga dunia materi khusus "manusia" tidak ditempatkan pada martabat yang semestinya. Feurbach menggariskan filsafatnya bercorak materialistis, tetapi nama yang leih disukainya adalah Filsafat Organisme. Kecenderungan ini muncul karena Feurbach pun tidak setuju dengan paham materialisme kasar yang dikembangkan oleh penganut materialisme mekanis. Menurut Marx materialisme Feurbach tetap vulgar karena manusia sehakikatnya dengan mesin. Pada bagian ini Marx menentang paham Feurbach, karena manusia tidak semata tergantung pada kondisi materi, tetapi pada kondisi sosial, yaitu hidup dalam masyarakat "social being that it, the life of community". Disini Feurbach telah mengabaikan corak historis serta hubungan sosia manusia. Bagi Marx agama hanyalah pernyataan radikal manusia yang menjadi koraban sistem ekonomi yang tidak mausiawi, manusia terasing secara sosial. Kritik atas agama bagi Marx, adalah sekunder. Yang seharusnya dikritik adalah keterasingan nyata manusisa dalam masyarakat modern. "kritik surga menjadi kritik bumi, kritik agama menjadi kritik hukum, kritik teologi menadi kritik politik". Tuntutan emansipasi manusia berubah membawa Marx secara konsekuen ke kritik masyarakat.
Ketiga, emansipasi dari keterasingan manusia Karl Marx berangkat dari kritik terhadap masyarakat kapitalisme. Terjadinya masyarakat borjuis erat kaitannya dengan kapitalisme. Hakikat masyarakat borjuis adalah uang " pelacur umum, makcomblangnya orang-orang dan bangsa-bangsa". Uang menjadikan manusia menjadi budak, yang tergantung, yang ditentukan dari luar. Ia menjadi komoditi. Emansipasi berarti penghapusan terhadap masyarakat yag seperti itu. Oleh karena itu masyarakat kapitalis berdasarkan hak milik pribadi atas alat-alat produksi, emansipasi menurut Karl Marx hanya dapat tecapai kalau hak milik pribadi itu dihapuskan. Marx menggambarakan dehumasisasi ini terjadi dibawah sistem produksi kapitalis dengan sebutan "ketrasingan" (etfremdung). Bahwa emansipasi manusia itu perlu diusahakan dan tercapai apabila manusia dapat mewujudkan diri secara bebas dari heteronomi, secara sosial, bebas dari kepentingan-kepentingan, secara produktif. Hubungan masyarakat dalam sistem ekonomi kapitalistik bersifat eksploitatif.
Tendensi Akar Materialisme
Materialisme dalam konteks pembahaasa filsafat sering dilawankan dengan idealisme, sebab kedua aliran (school) ini memiliki kawasan yang bertitik pisah dan masing-masing mempunyai ciri atau penganut dalam sejarah kemanusiaan. Materialisme yang juga lazim disebut serba Zat merupakan bagian dari filsafat metafisika dan terutama ontologi. Zatl ah yang menjadi sifat dan keaadaan terakhir kenyataan. Segala keadaan dan kejadian berasal dari materi. Unsur dasar dari seluruh kenyataan adalah Zat. Tendensi akar materialisme terlihat pada filosof lonian, filsafat yunani kuno.
Materialisme Dialektis
Materialisme dialektika timbul dari perjuangan sosial yang hebat, yang muncul sebagai akibat dari revolusi industri. Ide tersebut banyak kaitannya dengan Karl Marx (1818-1883) dan Freidrich Engels (1820-1895), telah menjadi filsafat resmi dari Rusia dan RRC, doktrin Marx dan Engels telah diberi tafsiran dan diperluas oleh Lenin, Stalin, Mao Tse Tung dan lainya.
Materialisme dialektik walaupun sangat menghormati sains dan menyatakan bahwa persepsi indrawi sains memberti kita pengetahuan yang riil, adalah suatu pendekatan dari segi politik dan sejarah dan bukan dari segi sains alam. Disitu ditekankan pandangan perkembangan sejarah dimana materi dalam bentuk organisasi ekonomi dalam masyarakat dianggap sebagai dasar. Dengan begitu maka dipakai istilah: materialisme sejarah dan determinasi ekonomi.
Untuk memahami materialisme dialektik, kita harus memahami dan dmenelusuri kembali ide-ide George Hegel (1770-1831). Hegel, seorang idealis yang pikirannya banyak mempengarui Marx, berpendapat bahwa alam ini adalah proses menggelarnya fikiran-fikiran. Disitu timbulah proses alam, sejarah manusisa, organisme dan kelembagaaan masyarakat. Bagi Hegel, materi adalah kurang riil dari pada jiwa, karena jiwa atau pikiran adalah esensi dari alam. Marx menolak idealisme Hegel, ia membalikkan filsafat Hegel dan mengatakan bahwa materilah (dan bukan jiwa atau ide) yang pokok. Materi, yang khususnya diperlihatkan oleh organisasi ekonomi dari masyarakat serta cara-cara produksi, menentukan kelembagaan politik dan sosial dari masyarakat. Kemudian hal-hal tersebut mempengaruhi pemikiran, filsafat, etika , dan agama.
Walupun Marx dan Engels menolak idealisme Hegel, tetapi mereka menerima metodologi filsafatnya, hampir seluruhnya. Dunia menurut Hegel adalah selalu dalam proses perkembangan. Proses-proses perubahan tersebut bersifat dialektik, artinya, perubahan-perubahan itu berlangsung dengan melalui tahap afirmasi atau tesis, pengingkaran atu antitsis dan akhirnya sampai pada integrasi atau sintesa.
Salah satu contoh proses dialektika yang berasal dari Hegel misalnya, menyangkut tiga bentuk negara. Bentuk negara yang pertama adalah diktator, disini masyarakat diatur dengan baik, tetapi warga negara tidak mempunyai kebebasan apapun juga (tesis). Keadaan seperti itu menampilkan lawanya: Anarkhi (antitesis)., dengan bentuk negara yanga seperni ini warga negara mempunyai kebebasan tanpa batas, tetapi hidup kemasyarakatan menjadi kacau. Tesis dan anti tesis seperti ini diperdamaikan dalam sintesis, yaitu demokrasi konstitusional. Dalam bentuk negara yang ketiga ini dijamin dan dibatasi oleh undang-undang dan kehidupan bermasyarakat berjalan denga memuaskan.
Seperti semua hegelian yang berhaluan kiri, Marx pun sangat mengagumi metode dialektika yang yang diintroduksikan Hegel kepada filsafat tetapi dialektika Hegel –katanaya- berjalan pada kepalanya dan ia mau meletakkannya diatas kakinya. Maksudnya ialah bahwa pada Hegel, dialektika ialah dialektika pada ide, dan ia akan menjadikannya dialektika materi. Untuk Hegel dan dialektika pada umumnya, alam merupakan buah dari roh, tapi bagi Marx dan Engels sesuatu yang bersifat rohani merupakan buah hasil materi dan bukan sebaliknya. Dengan demikian Marx dan Engels memihak pada usaha Feurbach untuk mengganti idealisme menjadi materialisme. Dengan menganut suatu materialisme yang bersifat dialektis, Marx dan Engels menolak materialisme abad ke-18 dan materialisme abad ke19 yang kedua-duanya bersifat mekanistis. Menurut materialisme abad ke-18 tidak ada perbedaan prinsipil antara sebuah mesin dan makhluk hidup (termasuk mausia). Hanya dalam hal terakir ini mekanisme adalah lebih pelik.
Salah satu prinsip materialisme dialektika adalah perubahan dalam hal kualitas, itu berarti kejadian pada taraf kuanttatif (misalnya pengintegrasian lebih rapat dari bagian-bagian materi) dapat menghasilkan sesuatu yang sama sekali baru. Dengan cara itulah kehidupan berasal dari materi dan kesadaran manusiawi berasal dari kehidupan organis.
Materialisme Istoris
Produksi ditentukan oleh alat-alat itu ialah materi, yang dihasilkannya juga materi. Perkembangan sejarah adalah history (sejarah). History ditentukan oleh materi. Oleh katena itu filsafat Mark disebut sebagai historis materialism. Manusia dapat menggunakan yang lain dari alam untuk keperluan-keperluannya, ialah satu-satunya makhluk yang dapat mengganti kehidupannya, dan ikut mengganti sejarahnya. Tetapi pendorong untuk tindakan tidak terdapat dalam ide atau dalam keinginan seseorang atau dalam otaknya, akan tetapi pada pokoknya, dalam proses produksi dan hubungan kelas masyarakat.
Pada tahun 1848 Marx dan Engels menerbitkan manifesto komunis, suatu dokumen yang banyak mempengaruhi gerakan revolusioner. Akhirnya Karl Marx menerbitkan karyanya yang besar, das kapital jilid pertama terbit pada tahun 1867. Marx membentuk interpretasai ekonomi tentang sejarah, dan intepretasi tersebut telah berpengaruh kuat selama seratus tahun terakhir ini. Bagi Marx faktor ekonomi adalah faktor yang menentukan dalam perkembangan sejarah manusia. Sejarah digambarkan sebagai pertempuran kelas, dimana alat-alat produksi, distribusi dan penukaran barang dalam struktur ekonomi dari masyarakat menyebebkan perubahan dalam hubungan kelas, dan ini semua mempengarui kebiasaan dalam tradisi pilitik, sosial, moral dan agama.
Terhadap lima macam sistem produksi, empat macam telah muncul bergantian dalam masyarakat manusia. Sistem kelima di ramalkan akan muncul dihari esok yang dekat , dan sekarang suudah mulai terbentuk; (a) sistem komunisme primitif, (b) sistem produksi kuno yang didasarkan pada perbudakan,(c) tingkatan dimana kelompok-kelompok feodal menguasai penduduk-penduduk, (d) timbulah sistem kapitalis atau borjuis dengan meningkatkan perdagangan, penciptaan dan pembagian pekerjaan, sistem pabrik menimbulkan sistem kapitalis, yang memiliki dan mengontrol alat-alat produksi, (e) masyarakat tanpa kelas atau komunisme murni.
This entry was posted
on Sabtu, Juni 28, 2008
at 3:24 AM
and is filed under
wacana kiri
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.
"CERDASKAN ANAK BANGSA DENGAN SECANGKIR KOPI"
muslih sumantri. Diberdayakan oleh Blogger.
REOG PONOROGO

Contributors
- Unknown
ATAP LANGIT
PENDAKIAN LAWU HARGO DUMILAH...!!!
CAH CERDAS...
Mencari Makna akan Cinta.....!!!!
DARAH JUANG

TURUN AKSI

Presiden sedang bacakan tuntutan mahasiswa kepada rektorat
INDAHNYA KEBERSAMAAN
Sahabat......kapan kita akan terus bersama dalam senang, duka, tangis, tawa....!!!!
Total Pageviews
Makrab PMII
Senyum sahabat.....!!!!!
Contributors
Lencana Facebook
Pencarian
Arsip Blog
Categories
Pengikut
Entri Populer
-
Dalam perspektif Islam, alam semesta adalah segala sesuatu selain AllahSWT. [1] Oleh karenanya, alam semesta bukan hanya langit dan bumi,...
-
1. Pengertian · Secara bahasa, istilah “Civic Education” oleh sebagian pakar diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi ...
-
BAB I PENDAHULUAN Judul pembahasan yang kita bahas adalah “Kebijakan otonomi daerah dalam kerangka NKRI”. Tema ini relevan untuk di...